22. [37]
“Seseorang yang mendengarkan adzan, hendaklah mengucapkan sebagaimana yang
diucapkan oleh muadzin, kecuali dalam kalimat: Hayya ‘alash shalaah dan Hayya
‘alal falaah. Maka mengucapkan:
((لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ
بِاللهِ)).
23- ((وَأَنَا أَشْهَدُ أَنْ
لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا
عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، رَضِيْتُ بِاللهِ رَبًّا، وَبِمُحَمَّدٍ رَسُوْلاً،
وَبِاْلإِسْلاَمِ دِيْنًا)).
23. “Aku
bersaksi, bahwa tiada Tuhan yang haq selain Allah, Yang Maha Esa, tidak ada
sekutu bagiNya dan sesungguhnya Muhammad adalah hamba dan utusanNya. Aku rela
Allah sebagai Tuhan, Muhammad sebagai Rasul dan Islam sebagai agama (yang
benar). (Dibaca setelah muadzin membaca syahadat). [38]
24. Membaca
shalawat kepada Nabi Shallallahu’alaihi wasallam sesudah adzan.
[39]
25- ((اَللَّهُمَّ رَبَّ
هَذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ، وَالصَّلاَةِ الْقَائِمَةِ، آتِ مُحَمَّدًا
الْوَسِيْلَةَ وَالْفَضِيْلَةَ، وَابْعَثْهُ مَقَامًا مَحْمُوْدًا الَّذِيْ
وَعَدْتَهُ، [إِنَّكَ لاَ تُخْلِفُ الْمِيْعَادَ]
)).
25. “Ya Allah,
Tuhan Pemilik panggilan yang sempurna (adzan) ini dan shalat (wajib) yang
didirikan. Berilah Al-Wasilah (derajat di Surga, yang tidak akan diberikan
selain kepada Nabi dan fadhilah kepada Muhammad. Dan bangkitkan beliau sehingga
bisa menempati maqam terpuji yang telah Engkau janjikan. Sesungguhnya Engkau
tidak menyalahi janji”. [40]
26. Berdoa
untuk diri sendiri antara adzan dan iqamah, sebab doa pada waktu itu dikabulkan.
[41]
---------------------------------
[37] HR.
Al-Bukhari 1/152 dan Muslim 1/288.
[38] HR. Ibnu Khuzaimah 1/220.
[39] HR. Muslim 1/288.
[40] HR. Al-Bukhari 1/152. Untuk kalimat: Innaka laatukhliful mii’aad, menurut riwayat Al-Baihaqi 1/410, Al-Allamah Abdul Aziz bin Baaz berpendapat, isnad hadits tersebut hasan dalam Tuhfatul Akhyar, hal. 38.
[41] HR. At-Tirmidzi, Abu Dawud dan Ahmad. Lihat Irwa’ul Ghalil 1/262.
[38] HR. Ibnu Khuzaimah 1/220.
[39] HR. Muslim 1/288.
[40] HR. Al-Bukhari 1/152. Untuk kalimat: Innaka laatukhliful mii’aad, menurut riwayat Al-Baihaqi 1/410, Al-Allamah Abdul Aziz bin Baaz berpendapat, isnad hadits tersebut hasan dalam Tuhfatul Akhyar, hal. 38.
[41] HR. At-Tirmidzi, Abu Dawud dan Ahmad. Lihat Irwa’ul Ghalil 1/262.
0 komentar:
Posting Komentar